Halaman

Thursday 2 February 2012

Kata-kata Renungan: Hidup Memang Demikian, Kawan!

Hidup ini penuh dengan misteri. Sulit menerka apa yang akan terjadi. Belajar dari kisah hidup sahabatku pada tahun 2009. Kita diajarkan untuk senantiasa melakukan renungan. Renungan akan hakikat kehidupan. Renungan yang akan membuat kita menjadi sadar dan lebih bijak menjalani kehidupan dengan segala fenomenanya.

*****

Beberapa hari yang lalu, temanku memposting berita, meminta agar teman-temannya m emberikan dukungan doa demi kesembuhan Bapaknya yang sedang sakit. Setelah aku kirim pesan lewat sms ke HP dia, aku baru tahu kalau penyakit stroke yang dulu pernah diderita kambuh lagi. Aku pun beri dukungan moril, semoga ia dan keluarga tabah menghadapinya dan aku juga berharap semoga ia dan keluarganya mendapatkan yang terbaik.

Kabar terbaru, aku dengar di suatu pagi di tanggal 09 Januari 2009. Aku dikejutkan dengan SMS dari salah satu teman terbaikku. Dia mengabarkan kalau Bapak tercintanya telah meninggal dunia. Ada perasaan sedih menyelinap di perasaanku. Aku membayangkan betapa kesedihan itu pasti terasa begitu kuat bagi temanku karena harus berpisah dengan orang yang dihormatinya.

Ternyata, kita tidak dapat menduga kapan kematian itu tiba. Belum lama aku berjumpa dengan Beliau, tepatnya saat liburan akhir tahun 2009. Namun sekarang, saya tak dapat berjumpa lagi. Seperti halnya lampu lentera yang dapat padam karena minyaknya habis, sumbunya habis, minyak dan sumbunya habis, atau karena tiupan angin yang kuat. Demikian kematian dapat terjadi karena usia kehidupan telah habis, kamma telah habis, usia kehidupan dan kamma telah habis, atau akibat peristiwa-peristiwa lainnya.


Dari peristiwa ini, saya kembali diingatkan untuk senantiasa melakukan renungan:
"Aku wajar mengalami usia tua
Aku takkan mampu menghadapi usia tua
Aku wajar menyandang penyakit
Aku takkan mampu menghindari penyakit
Aku wajar mengalami kematian
Aku takkan mampu menghindari kematian

Segala milikku yang kucintai dan kusayangi wajar berubah, wajar berpisah dariku
Aku adalah pemilik perbuatanku sendiri
Terwarisi oleh perbuatanku sendiri
Lahir dari perbuatanku sendiri
Berkerabat dengan perbuatanku sendiri
Tergantung pada perbuatanku sendiri
Perbuatan apapun yang akan kulakukan baik atau pun buruk
Perbuatan itulah yang akan kuwarisi
demikian hendaknya kerap kali kita renungkan"



Sahabat....Semoga engkau dapat menerima kondisi itu dengan wajar.
Bangkit dan melangkahlah...
Jalani hidup ini dengan benar....
Masa depan menantimu

2 comments:

  1. iya hidup memang demikian, tidak pasti, tidak tau kapan kita akan menutup mata, selalu belajar, berbuat baik itulah yg perlu d lakukan..

    ReplyDelete
  2. Trim's ya Wid sudah buka dan berikan komment.... ini true story loh

    ReplyDelete